

SUMEDANG. DETEKSIMANDIRI.COM
Program study tour yang diadakan sekolah diwilayah Sumedang diduga jadi ajang bancakan secara terstruktur, sistimatis dan masif dari oknum guru, panitia dan travel yang bekerjasama dengan kepala sekolah. Pasalnya, jasa travel yang DITUNJUK oleh kepala sekolah diduga sudah ada perjajian khusus di antara mereka. Padahal menurut undangan yang berlaku sekolah tidak boleh mengelola keuangan yang bersumber dari siswa/ortu siswa termasuk penunjukan Perjalanan seharusnya pihak Komite dan ortu siswa yang menentukan, hal ini jelas ada indikasi mengarahkan yang rentan terjadi KKN, selanjutnya Tim Redaksi mencoba menghubungi SMPN 4 Sumedang akan mengadakan studi tour ke Yogyakarta di bulan Januari dan menurut sumber dari orang tua siswa untuk kegiatan tersebut harus membayar 1,3jt/ siswa ,saat di konfirmasi Kepala SMPN 4 pada waktu itu mengizinkan rencana kegiatan tersebut dan sudah menyebutkan travelnya juga sudah di siapkan dengan perjalanan tahun sebelumnya walaupun dalam kegiatan tahun lalu banyak yang dikeluhkan oleh orang tua siswa hasil laporan anak anaknya juga di akui oleh beberapa guru dan panitia. Saat di tanya berapa harga yang di bayarkan panitia ke pihak travel tidak ada yang memberikan jawaban pasti semua bungkam.
Redaksi mencoba datang ke sekolah lain yang akan dan telah melaksanakan kegiatan yang sama,Dari beberapa temuan data di lapangan di beberapa sekolah diduga ada mark up anggaran hingga meraup keuntungan puluhan juta rupiah. Menurut guru dan wali kelas di salah satu sekolah disebutkan namanya inisial NN .bahkan ada kepala sekolah meminta Fee di depan ke agen Travel dengan jaminan selama di jadi kepala Sekolah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan travel tidak akan diberikan ke travel lain ,sementara tarif study tour tahun ini, masing-masing persistwa dibandrol oleh panitia sekolah antara 1.000.000 sampai 1.3 jt untuk tujuan wisata tujuan ke Yogyakarta.
Kami tim redaksi juga coba menghubungi beberapa travel yang biasa membawa rombongan ke yogyakarta tarif hampir sama di bawah 1jt yg membedakan cuma Hotel tempat menginap kalau hotel kelas melati kisaran 700rb yg 1jt itu hotel bintang yg dekat malioboro..ujar Ogie
Kegiatan study tour ini maupun kegiatan lainya selama bertahun-tahun dianggap dijadikan ladang untuk mencari keuntungan pribadi. jika ada kegiatan kunjungan maupun study tour selalu menjadi ladang basah,sedang kita Guru/wali kelas punya tanggung jawab mendampingi anak2 paling banter di kasih uang sabun 250, Keuntungan yang lebih besar ya kepala sekolah dan pimpinan lain mengungkapkannya.
Biaya yang dipungut ratusan ribu hingga jutaan ternyata dijadikan ajang mark up oleh sejumlah oknum sekolah. Anehnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, maupun Dinas terkait seakan membiarkan hal ini terjadi setiap tahunnya ,pihak kepala sekola sama panitya seakan tidak merasa bersalah karena pernah mendapatkan teguran maupun sangsi apapun dari semua pihak terkait.
“Praktek seperti ini di Sumedang tidak pernah diendus oleh dinas terkait dan aparat penegak hukum, dugaan kuat praktik mereka ini sudah terkondisikan secara turun temurun hingga menjadikan ladang bisnis abadi,” tandasnya.apih ayi
